Minggu, 20 Mei 2012

Fatnullah: Materi Askep Lansia

Fatnullah: Materi Askep Lansia: BAHAN AJAR   KEPERAWATAN GERONTIK                                                                                                  ...

Materi Askep Lansia


BAHAN AJAR
 KEPERAWATAN GERONTIK



                                                            



                                                                  
O  L  E  H
 Fatnullah,.Amd.kep


MEDPC031 
UNTUK KALANGAN SENDIRI
AKPER YAPI BARRU







                                                                       

PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK


  1. Pendahuluan
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan
Mempengaruhi perkembangan keperawatan. Di Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir perkembangan keperawatan mencapai kemajuan yang cukup bermakna, hal ini bermula dari kesepakatan bersama Lokakarya Nasional Keperawatan tahun 1983, yang telah menerima keperawatan sebagai pelayanan professional (professional service), yang terus berkembang sesuai dengan tuntunan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan/keperawatan yang bermutu tinggi yang sejalan dengan perkembangan IPTEK.
            Majunya pelayanan kesehatan, menurunnya angka kematian bayi dan anak, perbaikan gizi dan sanitasi, dan meningkatnya pengawasan terhadap penyakit infeksi merupakan factor yang mempengaruhi meningkatnya harapan hidup manusia, sehingga usia harapan hidup rata-rata meningkat pada tahun 1971 adalah 46,6 tahun, pada akhir pelita VI (1999) diperkirakan menjadi 67,5 tahun. Dengan demikian populasi lanjut usia akan meningkat pula. Jika pada tahun 1990 jumlah penduduk 60 tahun keatas berjumlah ± 10 juta jiwa, yaitu 5,5 % dari total populasi penduduk, maka pada tahun 2020 jumlsh tersebut diperkirakan akan meningkat tiga kali lipat menjadi 29 juta jiwa yaitu : 11,4 % dari total populasi penduduk(lembaga demografi FE-UI, 1993).
            Perkembangan struktur penduduk ini perlu diantisipasi secara dini, karena perubahan struktur penduduk ini akan membawa dampak terhadap berbagai aspek termasuk pelayanan kesehatan. Kalau selama ini konsentrasi kita adalah bagaimana memberikan pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya kepada penduduk usia muda dan balita dengan berbagai fasilitas, maka pada masa-masa mendatang pelayanan terhadap penduduk lanjut usia dengan fasilitas yang sesuai dengan keunikan kelompok ini perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh. Dengan demikian diharapkan melalui peningkatan kemandirian lanjut usia dan penyediaan fasilitas yang sesuai, maka lanjut usia dapat memberikan kontribusi bagi keluarga dan masyarakat dalam pembangunan bangsa dan Negara.
            Sehubungan dengan hal tersebut diperlukan bidang khusus dalam keperawatan yaitu keperawatan gerontik yang akan menangani masalah kondisi kesehatan pada lanjut usia yang heterogen dari usia, social, budaya dsb.

  1. Pengertian
Gerontik berasal dari kata gerontology dan geriatric. Gerontologi adalah cabang ilmu yang membahas atau menangani tentang proses penuaan dan masalah yang timbul pada orang yang berusia lanjut. Sedangkan geriatric berkaitan dengan penyakit atau kecacatan yang terjadi pada orang yang berlanjut usia.
Keperawatan gerontik adalah suatu bentuk pelayanan professional yang didasarkan ilmu dan kiat/tekhnik keperawatan gerontik yang berbentuk bio-psiko-sosio-kultural dan spiritual yang komprehensif, ditujukan pada klien lanjut usia baik sehat maupun sakit pada tingkat individu, keluarga, kelompok dan komunitas/masyarakat.
l  Batasan-batasan lanjut usia Belum didapatkan jawaban yang memuaskan
l  Menurut undang-undang No.13/th 1998 Bab I pasal 1 ayat 2 à  seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas

  1. Perubahan – perubahan yang terjadi pada lanjut usia
Ø  Perubahan Fisik
Sel
1.      lebih sedikit jumlahnya
2.      lebih besar ukurannya
3.      berkurangnya jumlah cairan tubuh dan cairan intraseluler
Sistem Persyarafan
1.      hubungan persyarafan menurun
2.      lambat dalam merespon dan beraksi khususnya dengan stress
3.      mengecilnya syaraf panca indra
Sistem Pendengaran
1.      hilangnya kemampuan pendengaran pada telinga, terutama bunyi atau suara-suara yang tinggi, suara yang tidak jelas dan sulit mengerti kata-kata.
2.      membrane timpani menjadi atropi menyebabkan otosklerosis
3.      terjadinya pengumpulan serumen dapat mengeras karena meningkatnya keratin.
System penglihatan
1.      spingter pupil timbul skerosis dan hilangnya respon terhadap sinar
2.      kornea lebih berbentuk sferis (bola).
3.      lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa)
4.      daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, susah melihat dalam cahaya gelap.
5.      hilangnya daya akomodasi
6.      menurunnya lapang pandang.
7.      menurunnya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala.
System kardiovaskuler
1.      katup jantung menebal dan menjadi kaku
2.      kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun.
3.      kehilangan elastisitas pembuluh darah : kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk bias menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmhg---mengakibatkan pusing mendadak.
4.      tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya retensi dari pembuluh darah perifer.
System respirasi
1.      otot-otot pernapasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku
2.      menurunnya aktifitas dari silia.
3.      paru-paru kehilngan elastisitas, kapasitas residu meningkat, napas lebih berat, kapasitas pernapasan maksimum menurun dan kedalaman bernapas menurun
4.      alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang
5.      O2 pada arteri menjadi 75 mmhg
6.      CO2 pada arteri tidak berganti
7.      kemampuan untuk batuk berkurang
system gastrointestinal
1.      kehilangan gigi, penyebab utama adanya Periodontal disesase yang biasa terjadi setelah umur 30 tahun
2.      indera pengecap menurun. Adanya iritasi yang kronis dari selaput lender, atrofi indera pengecap (±80%), hilangnya sensitivitas saari saraf pengecap di lidah terutama rasa manis, rasa asin, rasa asam, dan rasa pahit.
3.      esophagus melbar
4.      lambung. Rasa lapar menurun(sensitivitas lapar menurun), asam lambung menurun, waktu pengosongan menurun.
5.      peristaltic melemah dan biasanya timbul konstipasi.
6.      fungsi absorpsi melemah.
7.      hati/lever. Makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan berkurangnya aliran darah.
System genitor urinaria
1.      ginjal
mengecil dan nefron menjadi atrofi, aliran darah ke ginjal menurun sampai 50%, penyaringan diglomerulus menurun sampai 50%.
2.      vesika urinary
otot menjadi lemah, kapsitas menurun sampai 200 ml atau menyebabkan frekuensi berkemih meningkat. Vesika urinary susah dikosongkan pada pria lanjut usia sehingga menyebabkan retensi urin.
3.      pembesaran prostate 75% dialami oleh pria usia 65 tahun
4.      atropi vulva
5.      vagina, selaput lender menjadi kering, elastisitas jaringan menurun juga permukaan menjadi halus, sekresi menjadi kurang.
6.      daya seksual
orang-orang yang makin menua masih juga membutuhkannya. Tidak ada batasan umur tertentu dimana fungsi seksual cenderung menurun secara bertahap setiap tahun, tetapi kapasitas untuk melakukan dan menikmati berjalan terus sampai tua.
                  System endokrin
1.      produksi dari hampir semua hormone menurun
2.      fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah
3.      menurnnya aktifitas tiroid
4.      menurunnya produksi aldosteron
5.      menurunnya sekresi hormone kelamin.
System integument
1.      kulit mengkerut akibat kehilangan jaringan lemak
2.      kulit kpala dan rambut menipis berwarna kelabu
3.      rambut dalam hidung dan telinga menebal
4.      berkurangnya elastisitas akibat dari menurunnya cairan dan vaskularisasi kuku jari menjadi keras dan rapuh
5.      kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk
6.      kelenjar keringat berkurang jumlahnya dan fungsinya.
System muskuloskletal
1.      tulang kehilngan density(cairan) dan makin rapuh
2.      kifosis
3.      pinggang, lutu dan jari-jari pergelangan terbats
4.      discus invertebralis menipis dan menjadi pendek
5.      persendian membesar dan menjadi kaku
6.      tendon mengkerut dan mengalami sceloris
7.      atrofi serabut otot sehingga seseorang bergerak menjadi lamban, otot kram dan menjadi tremor
Ø  Perubahan-Perubahan Mental
Factor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental
1.      perubahan fisik, khusunya organ perasa
2.      kesehatan umum
3.      tingkat pendidikan
4.      keturunan
5.      lingkungan
Yang mengalami perubahan :
Ingatan jangka pendek cenderung berkurang,Tidak ada perubahan pada kemampuan matematika dan verbalisasi, Sensitivitas emosi meningkat.
Ø  Perubahan-Perubahan Psikososial
1.      memasuki masa pension
2.      merasakan sadar akan kematian
3.      perubahan dalam cara hidup
4.      meningktanya biaya-biaya hidup pada penghasilan sulit akibat pemberhentian dari jabatan, bertambahnya biaya pengobatan
5.      penyakit kronis dan ketidakmampuan
6.      kesepian akibat pengasingan dari lingkungan social
7.      rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilngan hubungan dengan teman-teman dan family
8.      hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik. Perubahan terhadap gambaran diri, perubahan konsep diri.
Ø  Perubahan pada spiritual
1.Lebih mendalami agama
2.Makin dewasa dalam berfikir dan bertindak

  1. Lingkup peran dan tanggung jawab perawat gerontik
Lingkup ASKEP gerontik
- Pencegahan terhadap  ketidakmampuan akibat proses penuaan
- perawatan yang ditujukan u/ pemenuhan kebutuhan akibat proses penuaan
- pemulihan ditujukan u/ upaya mengatasi keterbatasan akibat proses penuaan.
Peran Dan Fungsi Perawat Gerontik :
      1. Sebagai pelaku/pemberi askep
      2. sebagai pendidik
      3. sebagai motivator
      4. sebagai advokasi klien
5. sebagai konselor
n  TANGGUNG JAWAB PERAWAT GERONTIK :
      1. Membantu klien m’oleh kesehatan scr optimal
      2. membantu klien u/ memelihara kesehatannya
      3. membantu klien menerima kondisinya(lansia)
4. membantu klien menghadapi ajal dgn diperlakukan scr manusiawi sampai meninggal.

  1. Sifat pelayanan/asuhan keperawatan gerontik
1.      INDEPENDEN
2.      DEPENDEN
3.      HUMANISTIK
4.      HOLISTIK

  1. Model pemberian pelayanan/asuhan keperawatan gerontik
1.      MODEL KASUS
2.      MODEL TIM
3.      MODEL PRIMER


























ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU PADA LANSIA


A. PENGERTIAN
      ASKEP Lansia ad/ su/ rangkaian kegiatan dari proses keperawatan yang ditujukan pada lansia.
      Kegiatan Perawat : melakukan pengkajian(biofisik, psikologis, kultural, dan spiritual)membuat Dx.Kep,intervensi, implementasi, evaluasi!

B. TUJUAN
     Adapun tujuan dari pemberian asuhan keperawatan :
l  Agar lansia dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri dgn upaya promosi,preventif, rehabilitatif
l  Mempertahankan kesehatan serta kemampuan dengan jalan perawatan dan pencegahan
l  Membantu mempertahankan serta membesarkan semangat hidup lansia
l  Menolong dan merawat lansia yang menderita penyakit tertentu
l  Membantu lansia menghadapi kematian dengan damai dan dalam lingkungan yang nyaman
l  Meningkatkan kemampuan perawat dalam melakukan proses keperawatan.

C. SASARAN ASKEP GERONTIK :
l  Klien di keluarga
l  Klien di panti (sebagai individu a/ kelompok)
l  Kelompok Masyarakat (Posyandu Lansia/karang Wreda)

D. HAL-HAL YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN :
l  Hubungan timbal balik antara aspek fisik dan psikososial
l  Efek dari penyakit dan ketidakmampuan/keterbatasan(disability) pd status fungsional
l  Menurunnya efesiensi dari mekanisme homeostatis
l  Kurang/belum adanya standar keadaan sehat atau sakit dari klien
l  Perubahan respon terhadap penyakit
l  Kerusakan fungsi kognitif

            Fokus asuhan keperawatan yang dilakukan adalah peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit serta mengoptimalkan fungsi fisik dan mental lansia. Selain itu asuhan keperawatan dilakukan untuk mengatasi gangguan kesehatan yang umum terjadi pada lansia sebagai akibat mekanisme adaptasi yang tidak efektif. Masalah atau gangguan umum yang terjadi pada lansia antara lain:
·         Gangguan Muskuloskletal yaitu rematik, osteoporosis
·         Gangguan Kardiovaskuler yaitu hipertensi, stroke, gagal jantung
·         Gangguan Respirasi yaitu penyempitan saluran nafas kronis, asma, dll
Asuhan keperawatan yang dilakukan ditujukan pada aspek biologis, psikologis, sosialis dan spiritual dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, perencanaan(intervensi keperawatan), pelaksanaan(implementasi) dan evaluasi, dengan melibatkan peran serta aktif keluarga.


1. PENGKAJIAN
Untuk mengetahui  kemampuan dan kekuatan lansia baik secara fisik, psikologis, social dan spiritual, maka perlu dilakukan pengkajian terhadap secara menyeluruh menyangkut aspek tersebut.
1.1.  Fisik / Biologis
Pengkajian fisik / biologis dilakukan dengan cara wawancara, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang diperlukan. Riwayat kesehatan lansia dikaji dengan menanyakan tentang:
-          Pandangan lansia tentang kesehatannya
-          Kegiatan yang mampu dilakukan lansia
-          Kekuatan fisik lansia : kekuatan otot, sendi, penglihatan, pendengaran
-          Kebiasaan lansia merawat diri sendiri
-          Kebiasaan makan, minum, istirahat / tidur, buang air besar / kecil
-          Kebiasaan gerak badan / olahraga
-          Perubahan-perubahan fungsi tubuh yang sangat bermakna dirasakan
-          Kebiasaan lansia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan minum obat
-          Masalah-masalah seksual yang dirasakan
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara periksa pandang, perabaan, ketok dan dengar untuk mengetahui perubahan system tubuh, antara lain : system integument, muskuloskletal, respirasi, kardiovaskuler, perkemihan, persyarafan, dan fungsi sensoris misalnya : penglihatan, pendengaran, pengecapan dan penciuman.

1.2.  Psikologis 
Pemeriksaaan psikologis dilakukan saat  berkomunikasi dengan lansia untuk melihat fungsi kognitif termasuk daya ingat, proses berfikir, dan juga perlu dikaji alam perasaan, orientasi terhadap realitas dan kemampuan lansia dalam penyelesaian masalahnya.
Perubahan yang umum terjadi antara lain : daya ingat yang menurun. Proses fikir yang lambat dan adanya perasaan sedih serta merasa kurang diperhatikan.
Hal-hal yang perlu dikaji pada lansia meliputi :
-          Apakah mengenal masalah-masalah utamanya
-          Apakah optimis memandang sesuatu dalam kehidupan
-          Bagaimana sikapnya terhadap proses penuaan
-          Apakah merasa dirinya dibutuhkan atau tidak
-          Bagaimana mengatasi masalah atau stress yang dialami
-          Apakah mudah untuk menyesuaikan diri
-          Apakah lansia sering mengalami kegagalan
-          Apa harapan sekarang dan yang akan dating. Dll


1.3.  Sosial – Ekonomi
Penilaian sosial dilihat dari bagaimana lansia membina keakraban dengan teman sebaya maupun dengan lingkungannya dan bagaimana keterlibatan lansia dalam organisasi social.
Status ekonomi juga turut mempengaruhi yaitu dari penghasilan yang mereka peroleh. Perasaan sejahtera dalam kaitannya dengan social ekonomi, hal inipun terkait dengan harga dirinya. Lansia yang mempunyai penghasilan tentu merasa dirinya berharga karena masih mampu menghasilkan sesuatu untuk dirinya sendiri dan orang lain.
Hal-hal yang perlu dikaji antara lain :
-    Apa saja kesibukan lansia
-    Dari mana saja sumber keuangannya
-    Dengan siapa ia tinggal
-    Kegiatan organisasi social apa yang diikuti lansia
-    Bagaimana pandangan lansia berhubungan dengan orang lain diluar rumah
-    Siapa saja yang biasa mengunjunginya
-    Seberapa besar ketergantungannya
-    Apakah dapat menyalurkan hobi atau keinginannya dengan fasilitas yg ada

       1.4 Spiritual
            Penilaian spiritual terkait dengan keyakinan agama yang dimiliki manusia dan sejauhmana keyakinan tersebut dapat menjalankan ibadahnya dengan baik, keyakinan tersebut benar-benar diresapi dalam kehidupan sehari-hari ia akan lebih mudah menyesuaikan diri terhadap proses penuaan.
           Yang perlu dikaji pada lansia :
-    Apakah secara teratur melakukan ibadah sesuai dengan keyakinan agamanya
-    Apakah secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam kegiatan keagamaan, misalnya penyantunan anak yatim atau fakir miskin dan lain-lain
-    Bagaimana cara lansia menyelesaikan masalah, apakah dengan berdoa jika menghadapi masalah
-    Apakah lansia terlihat sabar dan tawakal

Dari hasil pengkajian atau data-data yang diperoleh dari pertanyaan diatas dapat dianalisa / disimpulkan, dirumuskan masalah atau diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada lansia.
Beberapa masalah keperawatan yang umum ditemukan pada lansia antara lain :
a.      Fisik / biologi
-    Gangguan Nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pemasukan makanan yang tidak adekuat
-    Gangguan persepsi berhubungan dengan gangguan pendengaran / penglihatan
-    Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan penurunan minat dalam merawat diri
-    Resiko cedera fisik : jatuh berhubungan dengan penyesuaian terhadap penurunan fungsi tubuh tidak adekuat
-    Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan pola makan yang tidak efektif
-    Gangguan pola tidur berhubungan dengan kecemasan atau nyeri
-    Gangguan pola napas berhubungan dengan penyempitan jalan napas atau adanya sekret  pada jalan napas
-    Gangguan mobilisasi berhubungan dengan kekakuan sendi dan lain-lain

b.      Psikologis  - sosial
-          Menarik diri dari lingkungan berhubungan dengan perasaan tidak mampu
-          Isolasi sosial berhubungan dengan perasaan curiga
-          Depresi berhubungan dengan isolasi sosial
-          Harga diri rendah berhubungan dengan perasaan ditolak
-          Koping yang tidak adekuat berhubungan dengan ketidakmampuan mengungkapkan perasaan secara tepat
-          Cemas berhubungan dengan sumber keuangan terbatas.

c. Spiritual
-          Reaksi berkabung atau berduka berhubungan dengan ditinggal pasangan
-          Penolakan terhadap proses penuaan berhubungan dengan ketidaksiapan menghadapi kematian
-          Marah terhadap Tuhan berhubungan dengan kegagalan yang dialami
-          Perasaan tidak tenang berhubungan dengan ketidakmampuan melakukan ibadah secara tepat.


II. PERENCANAAN
Sesuai dengan permasalahan yang dialami lansia disusun perencanaan dengan tujuan agar lansia / keluarga dan tenaga kesehatan terutama perawat baik yang melakukan perawatan di rumah maupun dipanti dapat membantu lansia, sehingga dapat berfungsi seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan dan kondisi fisik, psikologis dan sosial dengan tidak tergantung pada orang lain.
Tujuan tindakan keperawatan pada lansia diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan dasar antara lain :
1.        Pemenuhan kebutuhan nutrisi
2.       Meningkatnya keamanan dan keselamatan
3.       Memelihara kebersihan diri
4.       Memelihara keseimbangan istirahat / tidur
5.       Meningkatkan hubungan interpersonal melalui komunikasi yang efektif

Tindakan Keperawatan :
1.Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Peran pemenuhan gizi pada lansia adalah untuk mempertahankan kesehatan dan kebugaran dan memperlambat timbulnya penyakit degeneratif seperti kerapuhan tulang (osteoporosis) dan penyakit yang terjadi pada lansia sehingga dapat menjamin hari tua yang sehat dan tetap aktif. Gangguan nutrisi pada lansia dapat disebabkan oleh factor fisik, psikologi dan sosial.
Penurunan alat penciuman dan pengecapan, pengunyahan kurang sempurna dan rasa kurang nyaman saat makan karena gigi geligi kurang lengkap, rasa penuh diperut dan sukar buang air besar karena melemahnya otot lambung dan usus akan menyebabkan nafsu makan lansia kurang.
Perubahan peran karena tugas-tugas perkembangan pada lansia menyebabkan timbulnya kecemasan dan putus asa, dapat menyebabkan lansia menolak makan atau makan berlebihan.
Seringkali keluarga / lingkungan sangat melindungi lansia, tidak memberi kesempatan untuk menentukan keinginan lansia, hal inipun menyebabkan ia menolak makan atau makan berlebihan

Masalah gizi yang sering timbul pada lansia adalah :
a.      Gizi berlebihan
      Kebiasaan makan banyak waktu muda sukar dirubah. Apabila pada lansia penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya aktivitas dapat menyebabkan berat badan berlebihan.
Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai penyakit, misalnya penyakit jantung, penyempitan pembuluh darah, kencing manis, tekanan darah tinggi dan sebagainya.
b.      Gizi berkurang
Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan menyebabkan berat badan berkurang dari normal. Bila pemenuhan protein pun berkurang dapat menyebabkan banyak kerusakan sel yang tidak dapat diperbaiki misalnya : rambut cepat rontok, daya tahan terhadap penyakit organ tubuh yang vital. Gizi kurang dapat disebabkan oleh masalah sosial ekonomi gangguan penyakit, serta ketidaktahuan keluarga akan makanan bergizidan kebiasaan makanan yang salah dari usia mudah.
c. Kekurangan vitamin
   Disebabkan karena kekurangan konsumsi buahdan sayuran dalam makanannya. Apalagi bila hal ini ditambah dengan kekurangan protein dalam makanan.
d.      Kelebihan vitamin
Sering usia lanjut mencoba bermacam-macam vitamin tanpa resep dokter, yang sebenarnya tidak mereka perlukan. Dosis yang berlebihan dari vitamin ini akan terbuang tanpa guna dan mempertinggi biaya.

Kebutuhan gizi pada lansia kurang lebih sama dengan kebutuhan nutrisi pada orang dewasa normal, hanya yang mungkin diubah adalah jenis yang utama, bentuk dan pengurangan porsi untuk mengimbangi aktivitasnya.
a.       Kalori, pada lansia pria adalah 2.100 kalori sedangkan untuk wanita adalah 1.700 kalori, kebutuhan tersebut dapat dimodifikasikan tergantung keadaan usia lanjut, misalnya gemuk atau kurus atau disertai penyakit lain (kencing manis, dll).
b.      Karbohidrat, dianjurkan 60% dari jumlah kalori. Berikan golongan gula yang mudah diserap karena tidak mengalami pengubahan lebih lanjut pada proses metabolisme, misalnya madu, nasi, buah-buahan yang manis.
c.       Lemak, pemakaian yang berlebihan tidak dianjurkan karena menyebabkan timbulnya hambatan pada pencernaan dan terjadinya penyakit. Berikan 15 % - 20 %dr total kalori yg dibutuhkan.
d.      Vitamin & mineral, kebutuhannya sama dgn usia muda.pemenuhan kebutuhan didapatkan dr makanan berupa sayur-sayuran & buah-buahan.
e.       Air, kebutuhan sekitar 6-8 gls/hr krn menurunnya fx ginjal & mencegah konstipasi maka pemasukan air yg banyak sgt dianjurkan.

Rencana Makanan Untuk Lansia
a.       Berikan makanan porsi kecil tapi sering
b.      Banyak minum & kurangi makan
-          dapat meringankan pekerjaan ginjal & dapat memperlancar pengeluaran
    sisa makanan
-          hindari makanan yang terlalu asin
c.       Beri makanan yg mengandung serat,agar buang air besar menjadi mudah & teratur
d.      Batasi pemberian mkanan yang mengandung tinggi kalori agar badan dalam keadaan seimbang seperti: gula,makanan manis,minyak,makanan berlemak.
e.       Membatasi minum kopi dan teh, bila perlu diencerkan untuk merangsang gerakan usus & menambah nafsu makan.

2.  Meningkatkan Keamanan & Keselamatan Lansia
            Kecelakaaan sering terjadi pada lansia antara lain: jatuh, kecelakaan lalu lintas dan kebakaran. Hal ini berkaitan dengan proses penuaan dimana fleksibilitas dari kaki mulai berkurang, ditandai dengan timbulnya masalah mobilisasi akibat nyeri, pada sendi-sendi. Situasi tersebut menyebabkan Usila tidak mampu menyanggah tubuhnya dengan baik.
            Selain itu penurunan fungsi pengindaraan dan pendengaran menyebabkan lansia tidak dapat mengamati situasi sekitarnya,sehingga sering terjadi bahaya kecelakaan lalu lintas dan luka baker.
            Selanjutnya, kecelakaan / jatuh dapat puola akibat lingkungan yang tidak tepat untuk lansia, misalnya pencahayaan yang kurang, lantai yang licin atau tidak rata, tangga yang tidak diberi tanda pengaman, kursi atau tempat tidur yang mudah bergerak.
            Untuk mencegah resiko kecelakaan diatas, beberapa tindakan yang harus dilakukan antara lain:
a.      klien / lansia
-          Biarkan lansia menggunakan alat bantu untuk meningkatkan keselamatan.
-          Latih lansia untuk pindah dari tempat tidur ke kursi
-          Biasakan menggunakan pengaman tempat tidur jika tidur
-          Jika klien mengalami masalah fisik, misalnya rematik, gangguan persyarafan, latih klien untuk berjalan dan latih klien menggunakan alat Bantu berjalan
-          Bantu klien berjalan ke kamar mandi, terutama untuk lansia yang menggunakan obat penenang atau diuretika
-          Menggunakian kacamata jika berjalan atau melakukan sesuatu
-          Usahakan ada yang menemani jika bepergian.
b.      lingkungan
-          tempatkan klien diruangan khusus dekat ke kantor sehingga mudah di observasi apabila lansia dirawat diruang perawatan lansia
-          letakkan bel di bawah bantal dan ajarkan cara menggunakannya
-          gunakan tempat tidur yang tidak terlalu tinggi
-          letakkan meja kecil dekat tempat tidur agar lansia mudah menempatkan alat-alat yang selalu digunakan
-          upayakan lantai bersih, rata, tidak licin dan basah
-          kunci semua peralatan yang menggunakan roda untuk lansia yang menggunakan
-          pasang pegangan dikamar mandi
-          hindari lampu yang redup dan menyilaukan
-          sebaiknya gunakan lampu 70 atau 100 watt
-          jika pindah dari ruangan terang ke gelap ajarkan klie lansia untuk memejamkan mata sesaat
-          gunakan sandal atau sepatu yang beralas karet

3.      Memelihara Kebersihan Diri
               Akibat proses penuaan, sebagian lansia mengalami kemunduran / motivasi untuk melakukan perawatan diri secara teratur. Kadang kala kurangnya perawatan diri pada lansia akibat penurunan daya ingat, sehingga tidak dapat melakukan upaya kebersihan diri secara tepat dan teratur. Hal ini juga berkaitan dengan kebiasaan lansia pada usia muda. Jika usila tersebut pada saat mudanya orangnya rapi, tentu ia akan tetap melakukan aktivitas perawatan diri dengan baik, perawatan diri yang kurang dapat pula akibat dari kelemahan atau ketidakmampuan fisik lansia.
               Akibat dari proses penuaan kelenjar keringat berkurang seringkali kulit lansia bersisik dan kering.
Upaya yang dilakukan untuk kebersihan diri antara lain:
-          Mengingatkan atau membantu lansia untuk melakukan upaya kebersihan diri misalnya, cuci rambut, sikat gigi, ganti pakaian, dll.
-          Menganjurkan lansia untuk menggunakan sabun lunak yang mengandung miyak atau berikan skin lotion
-          Mengingatkan / membantu lansia untuk membersihkan lubang telinga, mata, dan gunting kuku

4.      Memelihara Keseimbangan Istrahat Dan Tidur
               pada umunya lansia mengalami gangguan tidur, upaya yang dapat dilakukan antara lain:
-    Menyediakan tempat atau waktu tidur yang nyaman
-    Mengatur lingkungan yang cukup, pentilasi bebas dari bau-bauan
-    Melatih lansia melakukan latihan fisik ringan untuk melancarkan sirkulasi darah dan melenturkan otot-otot. Latihan fisik ini dapat dilakukan sesuai hobby, misalnya berkebun, berjalan santai, dll.
-          Memberikan minuman hangat sebelum tidur misalnya, susu hangat.

5.       Meningkatkan Hubungan InterPersonal
               Masalah yang umum ditemukan pada lansia yaitu daya ingat yang menurun, pikun, depresi, lekas marah dan mudah tersinggung, curiga. Hal ini disebabkan karena hubungan inter personal yang tidak adikuat.
           Upaya yang dilakukan antara lain:
-          Berkomunikasi dengan manusia dengan kontak mata
-          Memberikan stimulus / mengingatkan lansia terhadap kegiatan yang akan dilakukan
-          Menyediakan waktu untuk berbincang-bincang dengan lansia
-          Memberikan lansia kesempatan untuk mengekspresikan / terhadap respon verbal dan non verbal lansia
-          Melibatkan lansia untuk keperluan tertentu sesuai dengan kemampuan lansia
-          Menghargai pendapat lansia


    III.  PELAKSANAAN
Semua tindakan yang telah direncanakan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan lansia.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
-          Berbicara dengan lembut dan sopan
-          Memberikan penjelasan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan dilakukan berulan kali, jika perlu dengan gambar
-          Memberikan kesempatan pada lansia untuk bertanya


    IV.  PENILAIAN
Setiap tindakan yang telah dilakukan perlu dievaluasi / dinilai baik verbal maupun non verbal untuk mengetahui sejauh mana lansia atau keluarga mampu melakukan apa yang telah dianjurkan.


~~~Contoh: Aplikasi Asuhan Keperawatan Pada Lansia~~~
Diagnosa keperawatan: resiko terjadi cedera fisik: jatuh berhubungan dengan penurunan fungsi penglihatan dan pandangan.

Tujuan jangka panjang:
Lansia dapat memelihara kemanan dan keselamatan dan tidak terjadi trauma fisik.
            Tujuan jangka pendek:
 Setelah tindakan keperawatan, lansia dapat:
1.      mengidentifikasi hal-hal yang mungkin terjadi akibat penglihatan berkurang
2.      melakukan aktivitas sehari-hari tanpa trauma fisik
            Intervensi Keperawatan
1.     Bina hubungan saling percaya       
2.    Jelaskan penurunan fungsi tubuh karena proses penuaan
3.    Jelaskan kebutuhan, keamanan, dan keselamatan akibat penurunan fungsi tubuh
4.    Ciptakan lingkungan atau ruangan yang cukup penerangan, lantai tidak licin dan basah
5.    Hindari lantai kamar mandi dan wc yang licin dan beri pegangan dan pasang bel
6.    Dekatkan barang-barang keperluannya seperti: kacamata, sikat gigi, alat cukur, dll.
7.    Letakkan bel di bawah bantal dan ajarkan cara penggunaannya bila perlu bantuan
8.    Perhatian khusus pada lansia yang baru dapat jalan belum siap mobilisasi atau lansia dengan lingkungan baru
9.    Ajarkan cara menggunakan alat bantu, pindah / turun dari tempat tidur, bangun pada malam hari untuk bak
10.  Jelaskan efek samping dari obat dan cara-cara minum obat. Ulangi dan perkuat instruksi dengan instruksi tulisan.
11.  Libatkan keluarga dalam perawatan lansia
12.  Ulangi penjelasan-penjelasan bila diperlukan dengan kata-kata sederhana dan spesifik.

         Pelaksanaan
                     Melaksanakan tindakan keperawatan yang telah disusun dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, perlahan-lahan dan sabar, ulangi penjelasan yang belum dimengerti.

Evaluasi
          Setelah selesai melakukan tindakan keperawatan perlu dikaji respon verbal dan non  verbal lansia / keluarga terhadap tindakan keperawatan yang dilakukan dengan mengacu pada tujuan. Hasil pengkajian digunakan untuk menyusun rencana tindak lanjut keperawatan.
          Selain Asuhan keperawatan individu pada lansia, dapat dilakukan Asuhan Keperawatan Keluarga Lansia, yang ditujukan untuk asuhan keperawatan keluarga di rumah.